Mungkin tahun macan (harimau) kali ini tidak begitu baik bagi hewan hewan yang saat ini berada di peternakan Guilin di Cina yang terkenal dan terluas di negara tirai bambu tersebut. Bahkan bisa jadi di tahun macan kali inilah para harimau-harimau di Cina tersebut menantikan lonceng kematian mereka satu persatu.
Bermula pada tahun 1993 seorang taipan bernama Zhou yang saat itu berusia 47 tahun yang juga memiliki shio macan membuka taman sekaligus pengembang biakan harimau ini dimulai dengan 60 ekor, harimau dengan perawatan yang intensif akhirnya jumlahnya saat ini mampu mencapai 1500 an ekor.
Namun biaya perawatan yang tinggi dan terus berkembang biaknya satwa langka ini membuat pihak pengelola akhirnya kelimpungan, belum lagi setiap tahun macan permintaan satwa ini cukup tinggi. Sebenarnya penjualan satwa harimau menurut Undang-undang yang berlaku tidak diperbolehkan, namun tidak adanya tindakan yang tegas terhadap pelakunya membuat perdagangan satwa secara gelap marak terutama setiap tahun Macan tiba.
Di dalam peternakan itu sendiri saat ini kondisinya amatlah mengenaskan, bau busuk bangkai tercium dimana mana, belum lagi kondisi banyak harimau yang terluka yang seharusnya memerlukan perawatan tidak dirawat dan terkesan sengaja dibiarkan. Hal ini terjadi karena apabila para satwa buas ini mati maka tulangnya bisa segera diambil dan dijadikan bahan baku anggur serta jamu tradisional Tiongkok terutama obat kuat yang terkenal sangat manjur tersebut, dan harganyapun cukup mahal. Menurut info dari Mail Online yang dikutip ruanghati.com menyebutkan untuk 1 botol anggur yang diolah dari tulang harimau bisa mencapai hingga sekitar Rp 6 juta
Di setiap peternakan pasti ada pabrik anggur. “Mereka memproduksi anggur macan yang secara sembunyi-sembunyi dijual. Di etiketnya tidak ada tulisan macan. Tapi kalau anda tanya pegawai di sana mereka bersumpah itu anggur macan. Mereka mengajak pengunjung melihat bagaimana anggur macan dibuat dari tulang macan.”
Menurut Lisa Hua hanya ada satu jalan keluar, peternakan harus ditutup. Saat ini berbagai peternakan itu sibuk melobi, justru pada tahun macan ini. Mereka ingin agar perdagangan produk macan diperbolehkan lagi. Hua dan organisasinya, International Fund for Animal Welfare (IFAW), serta berbagai organisasi perlindungan satwa lainnya melakukan segala upaya untuk menghalangi punahnya macan liar. Jumlah macan liar di seluruh dunia cuma 3200. Di Cina, macan liar masih bisa ditemukan dalam jumlah kecil di wilayah tenggara, Tibet dan Yunnan. Peluang hidup paling besar ada pada Macan Amur yang tinggal di perbatasan Rusia dan Cina. Namun, jumlah mereka cuma 20 ekor.
Jill Robinson, direktur Hewan Asia, memiliki sedikit keraguan bahwa taman jaringan serupa penjual harimau bagian lain, seperti kulit, gigi, bola mata, kumis dan penis: semua sangat bernilai dalam obat tradisional Cina. Ada hal lainnya selain obat yaitu tonik harimau, dimana ada kepercayaan timur yang yakin bahwa seseorang yang menggunakan tonik harimau akan memiliki keberanian luar biasa dalam perilakunya.
Melihat fenomena seperti ini sungguh dilematis disatu sisi banyak kalangan berupaya keras untuk berjuang menyelamatkan hewan harimau walau dengan biaya tinggi disatu sisi komersialisasi hewan ini sangat marak karena alasan ekonomis yang sangat menguntungkan.
Semoga nasib para hewan buas ini tidak lebih buruk keadaannya dan semoga bisa menjadi bahan pelajaran bagi para pengelola satwa langka ini di tanah air dimana sempat diberitakan di media asing pemerintah kita berencana akan memperbolehkan penjualan harimau kepada orang kaya untuk di ternakan dengan alasan mencegah supaya tidak punah, namun bila seperti kondisi di Cina bagaimana? Apakah semakin tambah baik?
Pelihara saja TRIO MACAN …. wakakakak
cuma bisa ngelus dada antara sedih dan marah ketika kehidupan dijadikan hasrat kepuasan manusia….ckckckck
Wah, di Indonesia justeru “kekurangan” macan ya.. populasinya sudah kritis.
Di mana pun macan memang diburu manusia. Kulitnya, dagingnya dan organ tubuhnya diperdagangkan.
banyak hal yang dilakukan manusia namun di luar perkiraannya ketika kejadian datang dikemudian hari 🙂
Yah coba pelihara ikan bandeng…kan gak percuma juga kalo banyak yg mati…(^_^)
kayaknya memang cuman dipelihara untuk diambil kulitnya deh….
Oh, salah. Aku kira tadi tentang harimau sumatera.
Aku pernah dengar berita ini di blog alamendah.
Wah…memang sangat disayangkan tapi kalau tidak kuat memeliharanya kenapa ngga dilepas ke hutan aja. Eh…anggur dari tulang harimau ? gimana rasanya tuh…
Hmmm…tragis. Nice Story Bos
Kalau di Indonesia kayaknya menjadi barang langka ya kak?
Sangat disayangkan ya mbak?
sangat ironis, hewan langkah yg populasinya sgt jarang dijual dan dibiarkan mati begitu saja, apalagi tulangnya dibuat jamu utk obat tradisional.. aneh.. apa mgkn orng2 itu mau melihat harimau punah didunia ini? yah mudah2an mereka sadar klo harimau hewan yg dilindungi, dan populasinnya dijaga agar semankin banyak. 😉
Padahal kulitnya di jadikan bahan baku jaket kan bagus ya bos…selamat malem,kunjungan malam
Padahal harimau termasuk hewan yang populasinya sedikit, & berkembangbiaknya memerlukan waktu yg lama & jarang. semoga nasibnya lebih baik lagi & populasi tetap terpelihara
Komen pertaxah?
Yes pertamax ternyata 😀
Izin njelip disini ah..