Karisma Cory Aquino tetap melekat kuat di benak rakyat Filipina. Meninggalnya pahlawan dalam revolusi People Power tanpa kekerasan, yang menggulingkan rezim diktator Ferdinand Marcos, pada 1986 itu menimbulkan duka mendalam di hati mereka.
Cory Aquino, 76, meninggal di Makati Medical Center Sabtu lalu (1/8) setelah setahun lebih berjuang melawan kanker usus besar. Kanker tersebut telah menyerang sejumlah organ vitalnya sehingga dia terbaring di rumah sakit sejak Juni lalu.
Puluhan warga menyemut di jalan dan mengiringi jenazahnya ketika dibawa menuju Katedral Manila untuk disemayamkan di sana kemarin (3/8). Banyak yang menitikkan air mata selama prosesi emosional itu. Mereka ingin memberikan penghormatan kepada ikon demokrasi yang senang dipanggil Tita (Bibi) Cory tersebut.
Lalu lintas terhenti saat iring-iringan mobil yang membawa jenazah Cory melintas di jalan. Potongan kertas kecil berwarna kuning tidak henti ditaburkan ke peti jenazah Cory di atas truk terbuka. Di atas peti tersebut diletakkan bunga-bunga warna kuning. Itu salah satu penghormatan bagi perempuan bernama lengkap Maria Corazon Cojuangco Aquino tersebut yang saat hidupnya kerap tampil dengan senyum khas dan mengenakan busana warna kuning.
Sambil membuat tanda huruf L (kependekan dari Laban atau Perjuangan), slogan partai Cory, massa menyanyikan lagu revolusi dan meneriakkan “Cory, Cory?. Balon-balon berwarna kuning simbol perlawanan People Power dilepas ke udara. Berbagai spanduk dan poster Cory terpasang di atap-atap gedung dekat traffic light hingga bursa efek. “Thank you Corazon Aquino” dan “You?re Not Alone?. Begitu bunyi spanduk yang mengutip slogan Cory saat revolusi 1986.
Konvoi jenazah berhenti di depan patung mendiang Benigno Aquino Jr, suami Cory yang tewas karena dibunuh ketika turun dari pesawat di Bandara Internasional Manila sekembali dari AS pada 1983.
Besarnya perhatian warga itu membuat keluarga Cory terharu. Anaknya yang bungsu, aktris Kristina Bernadette atau yang populer dengan panggilan Kris Aquino, mengucapkan terima kasih. “Kami terharu karena Anda amat mencintai ibu kami. Saya merasa diberkahi sebagai warga Filipina,” tuturnya.
Sejumlah kapal yang bersandar di Pelabuhan Manila membunyikan sirene saat konvoi jenazah mendekati Katedral Manila setelah menempuh perjalanan 12 km selama lima jam. Musik klasik juga dilantunkan saat peti jenazah menerima karpet merah dan para pastor menaburkan dupa. Setelah disemayamkan di katedral dua hari, jenazah Cory akan dimakamkan di sisi makam suaminya di Manila Memorial Park besok (5/8). Upacara pemakaman dilakukan secara tertutup (untuk keluarga). Mereka menolak pemakaman kenegaraan yang ditawarkan Presiden Gloria Macapagal Arroyo.
Belakangan diakui Kris, penolakan itu disebabkan pemerintahan Arroyo menarik dua tentara yang ditugaskan untuk menjaga ibunya saat hidup. Padahal, berdasar aturan, mantan presiden Filipina memiliki hak untuk dijaga oleh sedikitnya dua tentara. (JPNN/TIMES/AP/AFP)
Ibu..
Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, semoga diampuni semua dosa, dilapangkan kuburnya, dan diberikan tempat yg baik di sisi-Nya, amin